Senin, 05 Juli 2010

Datang tak dipanggil, pergi bikin paranoid

Cerita enggak? Cerita enggak? Mungkin seharusnya enggak tak ceritain, soalnya, sebenernya ini pengalaman spiritual pribadi.
*terlalu berat bahasanya
Maksudnya ini untuk diri q sendiri, tp dari pada saya pendam dan saya gila, ya sudah saya share saja y.

4 Juli 2010.
Seperti biasa karena senen tgl 5 aq ujian semester, dan selama 10 hari berada di rumah untuk minggu tenang, saya pulang ke perantauan untuk menunaikan ujian. Tidak ada yang aneh saat persiapan dan keberangkatan menuju terminal bis di Purwokerto. Seperti biasa menempuh perjalan dr rumah sampe terminal dengan berboncengan dengan bapak.
Sesampainya di terminal, saya pipis dulu (*biar diatas bis ga kebelet :D). Bapak menuju bis yang jurusan semarang. Setelah pipis, saya langsung mencari bapak dan naek ke bis tersebut. Sambil menunggu sopir datang saya dan bapak mengobrol ringan.
Sopir pun masuk, saya dan bapak bersalaman, lalu bapak turun dari bis.
*deng deng deng, ketegangan di mulai
Saat bis melaju akan keluar dari terminal, ada seorang bapak duduk di samping saya.
“nuwun sewu mbak”
“nggih pak monggo”
“jeng tindak pundi mbak?”
“semarang pak, lha bapake pundi?”
Sambil mengobrol saya memang sedang mengirim SMS untuk Ibu, Kakak, dan Yudha. Bapak tadi tdk menjawab pertanyaan saya. Tapi malah seperti orang marah, banyak hal yang di katakan bapak itu kepada saya. Tapi saya tdk paham apa yang bapak itu blg. Saya hanya terdiam, karena apa yang bapak itu katakan seperti bapak itu tau saya luar dan dalam. Takut bercampur bingung ketika bapak itu bilang bahwa dia bisa membaca seseorang dari wajahnya. Tiba2 bapak itu pergi pindah duduk belakang sopir. Meninggalkan saya dengan rasa takut dan bersalah.
Beberapa statement yang saya bisa tangkap dari bapak itu masih segar diingatan saya. Saat itu saya langsung berpikir,

Ya Allah, inikah orang yang kau kirim untuk menegurku?

Dan mulai detik itu saya berjanji untuk meninggalkan yang selama ini saya lakukan yang pasti membuat Allah marah. Saya masih paranoid sampai sekarang. Tapi alhamdulillah sudah menemukan kegiatan untuk lebih dekat kepada Allah. Siapa saja yang membaca tulisan ini, mohon doanya agar saya masih bisa berubah ke arah yang lebih baik. Dan doakan agar bapak tadi di beri panjang umur, agar banyak orang juga yang dapat di sadarkan oleh beliau. Dan satu doa lagi agar saya tidak paranoid lagi.
*nyanyi dulu

Q sadari akhirnya, kerapuhan iman q
Telah membawa jiwa dan raga q ke dalam dunia yang tak tentu arah

Ya Allah mohon ampun atas dosa dan dosa selama ini
Aku tak menjalankan perintah-Mu,tak pedulikan nama-Mu
Tenggelam melupakan diri-Mu
Ya Allah mohon ampun atas dosa dan dosa selama ini
Aku bertobat hidup di jalan Mu
Tuk penuhi kewajiban ku
Sebelum tutup usia, kembali pada Mu. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar